Biji
kakao
Kakao
atau coklat merupakan salah satu komoditas perkebunan yang sesuai untuk
perkebunan rakyat, karena tanaman ini dapat berbunga dan berbuah sepanjang
tahun, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan harian atau mingguan bagi
pekebun. Sentra penanaman budidaya kakao di Indonesia diusahakan oleh
Perusahaan Perkebunan Negara dan Swasta serta Perkebunan Rakyat. Lokasi
Perusahaan Perkebunan skala besar yang diusahakan negara terletak di Sumatera
Utara, Jawa Tengah dan Jawa Timur, sedangkan Perkebunan rakyat terdapat
terutama di Maluku, Irian Jaya, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara dan Nusa Tenggara Timur.
Daerah batang sendiri terdapat perkebunan kakao, yang terletak di kecamatan Limpung khususnya di desa Kalisalak, di desa ini memang perkebunan kakao tidak sebesar daerah lain akan tetapi kualitasnya tidak kalah bagusnya. Pohon kakao ini juga banyak ditemukan di sepanjang desa Kalisalak karena sebagian besar penduduk desa Kalisalak memiliki pohon kakao yang berada di dekat rumah. Biasanya kakao ini dijual dalam bentuk biji dengan keadaan yang sudah kering di Pasar Limpung dengan harga per Kg sebesar Rp. 30.000
Daerah batang sendiri terdapat perkebunan kakao, yang terletak di kecamatan Limpung khususnya di desa Kalisalak, di desa ini memang perkebunan kakao tidak sebesar daerah lain akan tetapi kualitasnya tidak kalah bagusnya. Pohon kakao ini juga banyak ditemukan di sepanjang desa Kalisalak karena sebagian besar penduduk desa Kalisalak memiliki pohon kakao yang berada di dekat rumah. Biasanya kakao ini dijual dalam bentuk biji dengan keadaan yang sudah kering di Pasar Limpung dengan harga per Kg sebesar Rp. 30.000
Tantangan
dalam pengembangan kakao antara lain belum berkembangnya Industri kakao di dalam negeri, kakao diekspor dalam
bentuk biji sehingga proses nilai tambah tidak terjadi di dalam negeri.
Berbagai kelembagaan petani yang ada belum mandiri dan berfungsi secara
optimal, sehingga belum mampu memanfaatkan peluang usaha yang ada. Belum
diterapkannya SNI dan sistem jaminan mutu secara optimal. Pasca panen dan
pengolahan kakao masih bersifat tradisional yaitu dengan pengeringan biasa
dengan menggunakan panas matahari, sedangkan pengolahan lanjutan (industri
kakao) mengolah biji kakao menjadi bubuk / pasta belum ada dan sangat terbuka
adanya peluang investasi dalam industri ini.
Untuk
meningkatkan nilai tambah kakao sekaligus meningkatkan pendapatan petani kakao
dilakukan beberapa pengolahan lanjutan pasca panen. Hasil dari olahan kakao
antara lain pasta, lemak, dan bubuk cokelat. Produk ini banyak dimanfaatkan
sebagai bahan baku pada industri makanan, farmasi, dan kosmetika.
Sy dr lampung sy beli kakao
BalasHapusTolong kasi no contact